Rabu, 26 April 2017

With My Friends

                       
                                              mata akan lupa siapa yang ia lihat akan tetapi,
                hati tidak akan lupa siapa yang ia cintai

             dikala malam datang ku duduk dan termenung seorang diri
                      ku pejamkan kedua belah mataku dan kumelihat bayangmu
       adam, kenapa disaat mira setia menanti
adam malah mengabaikan perasaan mira tapi, kenapa 
disaat mira mulai melupakan adam, sikap adam membuat amira bingung
            

Senin, 17 April 2017

Kenangan Terindah Bagi Amira

               Hai perkenalkan nama saya Nida Amiratun Nisa teman-temanku memanggil ku amira
aku adalah seorang gadis kecil yang imut dan mungil. bundaku meninggal ketika bunda melahirkan adik pertama ku yaitu raka saputra, aku sangat merasa kehilangan sosok bunda, bahkan aku tidak mau menganggap raka sebagai adik karena gara-gara raka bunda jadi meninggal tapi, nenek dan paman ku menasehatiku kata mereka" raka adalah adik kandungmu, bundamu yang sudah melahirkannya untukmu, jika kamu tidak menyayangi nya berarti kamu tidak sayang sama bundamu?, jika kamu sayang dengan raka bundamu pasti akan senang di alam sana" dengan lembut nenek menasehatiku tapi, aku tidak bisa menerima semua kenyataan pahit ini" tapi nenek, gara-gara raka bunda jadi meninggal amira lebih baik tidak punya adik dari pada amira punya adik apalagi adik cowok" ucap ku yang masih belum bisa menerima kenyataan ini.
"paman tau amira tapi, ini semua sudah menjadi takdir mu dan kamu harus menerima semua ini dengan ikhlas, sayangi raka seperti amira menyayangi bunda amira"ucap paman
semua perkataan paman dan nenek itu benar "aku sudah kehilangan bunda dan aku tidak ingin kehilangan raka juga, walau bagaimana pun raka adalah adik ku satu-satunya dan bunda sudah melahirkannya dengan taruhan nyawa. dan aku harus pun mencoba dan berusaha untuk bisa menyayangi raka dan menjaganya seperti bunda menjaga ku" janji ku pada diri sendiri
setelah kepergian bunda ayah tidak lagi tinggal bersama ku dan adik ku raka aku merasa kehilangan kedua orang tuaku walaupun aku masih mempunyai nenek, kakek, paman dan bibi yang juga menyayangi ku tapi, aku rindu sosok ayah dan bunda yang selalu memanjakan ku.
ketika itu aku berpikir jika ayah memang jahat ayah yang tega meninggalkan anaknya sendirian dirumah, wajar saja paman dan kakek melarang ku untuk bertemu dengan ayah karena ayah sendiri saja tidak pernah memikirkan anaknya tapi, aku gadis kecil yang masih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuaku.
ketika aku pergi sekolah aku iri dengan semua teman-temanku yang diantarkan oleh kedua orangtuanya sedangkan aku, aku tidak pernah merasakan apa yang mereka rasakan terlihat canda dan tawa mereka dengan kedua orangtuanya.
setelah pulang sekolah aku menangis di pelukan nenek aku tidak kuat merasakan ini semua aku ingin seperti mereka yang masih mempunyai kedua orangtuanya.
"amira kenapa menangis, apakah ada yang menyakitimu di sekolah?" tanya nenek
"nenek amira iri dengan teman-teman amira yang selalu diantar jemput dengan orangtuanya" ucap ku dengan tangisan
"amira juga kan bisa diantar jemput dengan paman nanti" nenek berusaha menenangkan ku
"nenek, kenapa ayah tidak pernah menemui ku dan raka?" tanyaku memberanikan diri tapi, nenek hanya diam
"nenek apa yang sebenarnya terjadi pada ayah, sehingga paman melarang ku untuk menemui ayah dan mengapa kekek tidak mengizinkan ayah untuk tinggal bersama aku dan raka disini nek? apakah ayah tidak sayang pada raka dan aku nek?" ucap ku dengan nada yang meninggi air mata ku telah membasahi pipi mungil ku dan baju sekolah ku
"amira, ayah sayang pada amira dan raka!" ucap nenek yang ikut bersedih
"tapi, kenapa ayah tidak pernah mengunjungi ataupun menemui raka dan amira?" tanya amira yang membuat nenek bingung apa yang harus ia katakan pada cucunya ini
"amira, amira tau sendiri kan ayah amira sedang bekerja mencari uang untuk amira sekolah dan membeli raka susu"ucap nenek berkata bohong
"nenek bohong, ayah sudah tidak sayang lagikan sama amira? ayah memang jahat! amira benci sama ayah"amira pun berlari meninggalkan neneknya dan menangis didalam kamar.
amira pun sangat kesal dengan ayahnya jadi wajar saja amira berkata seperti itu.
                               &&&
Setelah bundaku meninggal aku jadi jauh dengan ayahnya, tidak tau kenapa aku dilarang untuk ketemu ayah bahkan ayah menikah pun aku tidak dibolehkan untuk bertemu dengan ayah dan bunda baruku.
"paman, kenapa amira tidak dibolehkan untuk melihat pernikahan ayah? amira ingin melihat bunda baru mira?"tanya ku dengan wajah yang membuat paman bersedih
"amira sayang, biarkan ayah mu bahagia dengan istri barunya, amira tidak boleh bertemu dengan ayah amira !"ucap paman tegas, aku pun langsung masuk kekamar meninggalkan paman.
aku pun menemui nenek dan kakek dikamar adik bayiku raka, ketika aku masuk aku merasakan kehadiran bundaku dikamar itu. rasa sedih yang aku rasakan saat melihat raka yang kata orang mirip dengan bundaku dan sebagian lainnya orang bilang bunda mirip dengan ku.
     3 Tahun kemudian...
Hari demi hari aku selalu menjalankan hidup ku tanpa seorang bunda atau pun ayah disampingku, kini aku telah duduk dikelas 3 SD, aku bisa sekolah tanpa uang dari ayah, hanya kakek yang nenek harapkanku untuk bisa sukses, nenek berharap aku bisa sekolah dan sukses tanpa ada orang tuaku disampingku. adik ku pun raka sudah besar berkat nenek dan kekek aku dan raka bisa hidup bahagia mereka lah yang sudah merawat dan membesarkan ku dan raka selama ini. dan berkat pak de dan ibu de juga  yang sudah menjadikan ku anak angkat mereka, pak de dan ibu de mereka sudah seperti ayah dan bunda ku aku bahagia saat dekat dengan mereka, aku tidak merasa sedih saat mereka ada disampingku. karena mereka sudah menggangapku anak mereka sendiri kerena memang mereka tidak mempunyai anak perempuan. namun terkadang aku merasa sedih ketika aku melihat teman-teman ku diperhatikan oleh orang tuanya, aku ingin bisa jalan-jalan bersama kedua orang tuaku. 
Ketika malam tiba
"nek, amira ingin tidur bersama ayah" pinta ku pada nenek
"jika mira ingin tidur bersama ayah, yasudah amira tidur dirumah baru ayah mira bersama bunda mira" ucap nenek
"tapi, amira ingin ayah kembali dirumah ini nek, amira ingin ayah tinggal bersama amira dan raka di sini" ucap amira memeluk nenek
"amira, amira harus bisa ngertiin ayah mira yah" nenek pun tak kuasa menjawab semua pertanyaan mira tentang ayahnya
"nek, amira ingin dipeluk ayah amira ingin tidur bersama ayah" amira pun bersi keras terus meminta agar ayahnya tidur bersamanya
"nek, nenek kenapa diam?" tanya mira yang tidak mendengar suara neneknya, ketika amira menoleh ternyata pertanyaan mira membuat nenek menangis
"nek, nenek menangis?" tanya mira melepaskan pelukan nenek
"maafin nenek sayang, nenek tidak bisa menuruti permintaan mu saat ini, sekarang amira tidur yah nanti nenek akan bicara sama ayah mira, untuk tidur bersama mira dan raka" ucap nenek sambil memenggang pipi amira dan mengusap air mata mira yang berjatuhan
"nenek maafin mira jika mira sudah membuat nenek sedih, nenek jangan nangis jika nenek menangis amira akan sedih" amira pun memeluk tubuh nenek dengan erat
"yasudah kita tidur yuk nak" nenek pun meminta amira untuk segera tidur
" iya nek" akhirnya amira pun memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur
namun nenek masih belum tidur karena terpikirkan bagaimana nasib cucu-cucunya ini
       ###Keesokan Harinya###
kukukuruyukkkkk....(suara ayam mendandakan waktu pagi)
"amira, ayo bangun sudah subuh" teriak nenek sambil berdiri didepan pintu kamar
"iihhhh...amira masih ngantuk nek" ucap mira dengan mata yang tertutup
"memangnya kamu tidak sekolah?" tanya nenek
"amira sedang libur nek" jawab amira
nenek pun langsung meninggalkan amira yang masih tertidur pulas, nenek pun akhirnya membersihkan rumah, itu memang kebiasaan nenek setiap pagi.
"nek, raka lapar.." ucap raka yang mengganggu pekerjaan nenek yang sedang masak
"eh, raka sudah bangun? raka sudah mandi?"tanya nenek
"iya nek, raka lapar jadi raka bangun deh, blum nek" jawab raka
"yasuadah raka mandi dulu yah nanti nenek akan siapkan makanannya di meja"
 pinta nenek sambil menggoreng-goreng nasi
"yasudah raka mandi dulu yah" ucap raka dan meningggalkan nenek
raka pun menuju kamar mandi ketika itu amira bangun
"nek, nenek sedang masak apa?" tanya amira sambil memengang cabai dan bawang
"nenek sedang masak nasi goreng"jawab nenek
"yasudah biar amira yang masak saja nek, nenek istirahat saja yah" ucap amira sambil merebut sepatula dari tangan nenek
"biar nenek saja, lebih baik kamu mandi setelah itu kamu makan bareng sama adik kamu"
ucap nenek, melarang amira untuk masak namun, amira ingin sakali mencoba untuk masak dan bisa membantu neneknya yang sudah tua
"uuuhhhh dinginnnn..."ucap raka tiba-tiba "nenek apa nasgornya sudah selesai?" lanjut raka sambil memercikan air pada wajah kakaknya, amira pun marah dengan sikap adiknya yang usil.
"iiihhh... Atir basah tau!"cetus Amira pada Atir
"hahahaha...maka nya mandi bau tau!"canda raka menutup hidungnya
"Atir..."(teriak amira) rakapun langsung berlari menuju kamar
"amira sudah jangan didengerin!" omel nenek mendengar keributan adik dan kakak itu
"yasudah nek, biar Amira bantu nenek menyiapkan makanannya"Amira pun mengikuti nenek untuk meletakan makanan di ruang makan.
"yasudah nek Amira mau mandi dulu yah" ucap Amira pada nenek setelah menaruh makanan di meja.
"iya tapi, jangan lama-lama!" ucap nenek, Amira berlalu pergi ke kamar mandi.
"raka mana handuknya?" tanya Amira
"ini ka tangkap!" ucap Atir dari dalam kamar.
setelah Atir selesai memakai baju, semenjak aku ditinggal bunda, aku dan Atir belajar mandiri aku selalu mengajarkan Atir arti kehidupan tanpa kedua orang tua disamping kita. Atir pun menghampiri nenek diruang tamu, rumah ku memang tidak mempunyai ruang makan karena paktor uang yang tidak mencukupi, ayah dan bunda meninggalkan rumah ini untuk ku dan Atir adik ku, nenek berharap aku bisa merapihkan isi rumah dan memperlengkap peralatan rumah.
"nek, nasgor pesanan Atir mana?" Tanya Atir.
"ini nasgor pesanan Atir" ucap nenek sambil menggambilkan Atir piring.
"asiiikkk..." ucap Atir senang.
Tiba-tiba Amira datang dengan rapih karena hari ini hari libur bagi amira, seperti biasa amira selalu menghabiskan waktu liburnya untuk bermain.
"nenek, nasgor amira mana?" tanya amira. 
"nenek sudah sisihkan nasgor untuk amira"ucap nenek setelah menelan satu suapan nasi.
Amira pun langsung duduk disamping nenek.
"nek, nasgornya enak" ucap atir.
"siapa dulu yang masak" jawab amira.
"emang siapa ka yang masak?" tanya raka.
"siapa lagi  jika bukan kakak, iyakan nek?" jawab mira sambil menengok kearah nenek yang sedang makan.
"mmm...nek apakah benar ini masakan kakak?" tanya atir dengan wajahnya yang polos.
"sudah makan saja, cepat habiskan nasinya!" jawab nenek.
Atir pun akhirnya makan dengan lahap namun, lagi-lagi raka membuat kakaknya kesal sehingga terjadilah keributan pada raka dan amira.
"yeee...nasi atir sudah habis, kalau atir sudah kenyang atir mau main dulu yah nek" Ucap atir dan beranjak pergi keluar.
"raka mau kemana kamu?" tanya amira menghentikan langkah atir.
"raka bereskan lagi setelah makan! iiihhh...berantakan sekali, atir kamu makan atau memberi makan bebek berantakan sekali!" omel amira.
"sudah-sudah amira biarkan saja atir masih kecil dia belum ngerti apa-apa" ucap nenek.
"tapikan nek," jawab amira
"amira!"ucap nenek menghentikan.
"nenek sama paman sama saja, selalu membela atir" amira pun ngambek dan langsung pergi ke kamar dan meninggalkan nenek.
DUBRAKK...(suara amira menutup pintu kamar sampai mengagetkan nenek).
"Astagfilullah..."nenek pun beristigfar melihat kelakuan amira yang egois dan yang selalu ngambek sampai membuat nenek merasa jengkel.
Amira pun menangis di dalam kamar, sudah kebiasan amira ketika dia ngambek dia selalu mengunci diri dalam kamar. Amira merasa kesal atas kehadiran atir, membuat perhatian semua orang yang dulu selalu perhatian pada amira kini berbalik pada atir. Amira yang selalu cemburu pada atir mebuatnya selalu marah-marah dan berantem, selalu ada aja yang diributkan oleh amira.
"kenapa semua orang selalu membela atir? Kenapa atir selalu mendapatkan perhatian dari semua orang? Kenapa amira yang terus mengalah?." Batin amira bertanya.
"Bunda...amira rindu dengan bunda, amira rindu akan perhatian bunda, kenapa bunda secepat ini meninggalkan amira?" ucap amira sambil menangis. amira masih belum bisa menerima keyataannya diwaktu kecilnya.
   Begitu pun dengan nenek yang sudah tua dan sering sakit-sakitan, nenek merasa pusing apa yang akan ia lakukan untuk menghadapi sikap cucunya itu, begitu pun apa yang akan ia katakan jika atir bertanya "dimana bunda?". Nenek pun terdiam.
"bunda...amira kangen bunda" Teriak amira dari dalam kamar.
Tiba-tiba paman amira melewati kamarnya dan mendengar amira menangis didalam kamar akhirnya paman mengetuk pintu.
"amira... buka sayang, amira ini paman buka pintunya" ketuk paman dari luar.
"gak mau, amira tidak mau membuka pintu, paman jahat!" ucap amira.
"sudah biarkan saja nanti ia akan diam sendiri" pinta nenek pada paman.
"paman ayo kita main lagi"ucap atir sambil menarik tangan paman.
"yasudah, atir ayo kita main dirumah paman yah.."ucap ku.
"baik paman" dengan senag hati ia menjawab.
Tak lama kemudian
suara tangias amira tidak lagi terdengar, nenek pun mengintai dari jendela kamar amira karena khawatir teryata amira tertidur pulas. Nenekpun tersenyum ada rasa haru pada amira.

nidaamiratunnisa

  Asuransi Perjalanan Editing by canva      Asuransi bisa melindungi kita dalam perjalanan jauh misalnya pergi liburan ke negara Jepang, ada...