Sabtu, 19 September 2020

Start a New Job

 Malam itu aku merasa lelah, daksaku terasa remuk karena kelelahan, daksa mungil ini masih tak sanggup untuk berpikir banyak hal yang berat, di tambah lagi pikiran yang berkelabu entah ke mana, waktu di mana semua beban pikiran bercampur menjadi satu.

waktu yang mana tugasku di sini mulai jelas, waktu yang mewajibkanku untuk turun tangan, waktu yang mana aku harus membagi waktuku untuk mereka, baiklah aku terima semua itu dengan sabar dan kuat, jika dengan itu aku harus lebih banyak kerja, meskipun aku selalu tak di anggap dan di pandang biasa, atau mungkin mereka mengira jika aku sok sibuk.

Qolami, kata itu pernah membuatku mati asa, harapanku pernah hancur di sana namun, kini dia akan dia menjadi tanggung jawabku, dia akan bersahabat denganku, di tanggal 20 September 2020, aku akan merubahnya dengan hal yang baru.

Qolami - Event

             - Mading

             - Perpustakaan

Redaksi Qolami: Syifa NH, Afifah, Dillah, Wafiq, Annida, Dinda CR, Kia, Haniya, Luna, Uun. 

Dengan mereka aku mulai bekerja, dengan mereka semua hal baru akan di lakukan, entahlah rencanaku untuk kedepannya mulai terbayang dalam otakku namun, masalah pasti akan terus menghadang, perbedaan pikiran atau pendapat pasti terjadi, Bismillah kita awali semuanya, semoga Allah SWT mempermudah jalan kita.


Selasa, 15 September 2020

“Untuk Ibu Yang Selalu Ku Rindukan”

Teruntuk Ibu yang selalu dihatiku, Ibu yang kuharapkan akan mengingatku dan keluarganya, aku ingin mengatakan sesuatu yang telah kupendam selama ini, aku ingin menuliskan surat untuk ibuku yang sangat aku rindukan namun, sebelum itu aku ingin menyapanya terlebih dahulu, ya bagaimana kabarmu Ibu? Apakah engkau bahagia disana? Aku merindukanmu Ibu, namun aku tak tau bagaimana menyampaikan ini semua kepadamu.

1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun, 10 tahun atau berapa ya? Owh iya 12 tahun sudah aku hidup tanpa Ibu disisiku. Bu, air mata ini menetes setiap aku mengingat kenangan masa lalu saat bersamamu yang semua itu nyaris terlupakan olehku, engkau pergi dengan sangat cepat Ibu, kini anak yang telah kau tinggalkan telah tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar, terima kasih Ibu telah melahirkanku kedunia ini, kau melahirkanku dengan penuh perjuangan, kau membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan kau mendidikku dengan cinta dan kelembutan.

Ibu, waktu berjalan dengan sangat cepat, aku masih ingat wajah ibu waktu mengantarku ke Taman Kanak-kanak, wajah yang terlihat sangat senang tanpa beban, aku pun masih ingat saat aku meminta boneka yang menurutku terlalu mahal, namun dengan senang hati Ibu membelikanku entah dari mana Ibu mendapatkan uang tersebut, Ibu adalah malaikat tanpa sayap, Ibu adalah guru yang selalu mengajariku caranya menulis, membaca dan menghitung. Pengorbananmu begitu banyak bagiku Ibu, bahkan aku belum sempat membalas jasa-jasamu Ibu. 

Ibu, kau adalah wanita yang kuat sekuat baja, wanita yang lembut selembut sutra, meskipun banyak luka yang kau pendam tapi kau tetap tersenyum dan menaburkan kasih sayangmu, bahkan aku merasa sulit untuk mengikhlaskan kepergianmu, Ibu pergi waktu aku berumur 5 tahun, aku menangis saat jasadmu akan dimasukan keliang lahad, saat itu Ayah langsung memelukku Ibu, menyakinkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Walaupun realitanya aku sangat kesepian tanpa Ibu. Ibu, tak pernah lupa kupanjatkan doa untukmu, tetaplah bahagia disurganya Allah, anakmu ini memang merindukanmu, sangat merindukanmu, tunggu sampai waktu mempertemukan kita kembali. Ibu, selamat hari Ibu. You are my everything, aku bahagia memiliki malaikat sebaikmu Ibu, aku sangat mencintaimu Ibu.

 

Antara Cinta dan Impian

 

Aisyah adalah gadis kecil yang imut, dia mempunyai banyak teman disekolahannya, sikapnya yang baik hati, perhatian dan peduli membuatnya disukai banyak orang. Aisyah pun sangat disiplin dan yakin akan impiannya.

Ketika pelajaran berlangsung, kini adalah pelajaran biologi, guru itu sibuk menjelaskan, namun Aisyah malah asik dengan pikirannya sendiri, untuk menghilangkan rasa bosan Aisyah pun langsung membuka buku diarynya.

Diary Hati...

Tuhan, aku mencintainya namun aku pun tau jika sahabatku sendiri lebih mencintainya. Jangan biarkan ati ini telah tebakar oleh api kecemburuan, ketika diri ini belum mampu memantaskan, mendoakan adalah cara terbaik untuk berjuang tanpa harus kehilangan. Aku ikhlas jika melepaskannya untuk sahabatku.”

Tanpa Aisyah sadari Fatimah telah membaca curahan hatinya, dan Fatimah sangat mengerti dengan perasaan Aisyah selama ini. “Jodoh itu tidak kemana Aisyah,” Ucap Fatimah membuat Aisyah kaget dan langsung menutup bukunya. “Tidak perlu kau cerita pun, aku tau bahwa kamu suka dengan Adam, Aisyah.” Lanjutnya, membuat Aisyah terkejut dengan apa yang Fatimah katakan, dan kini rahasianya telah diketahui sahabatnya.

“Aku mohon jangan beritahu ini pada siapa pun Fatimah.” Pinta Aisyah pada Fatimah sambil memohon, sungguh ia tidak ingin perasaannya diketahui oleh siapapun, apalagi Adam.

     “Iya aku gak bakal kasih tau, yang sabar ya Aisyah, jodoh mah gak bakal kemana kok.” Ucapnya sambil tersenyum, Aisyah sangat percaya pada Fatimah.

Di perjalanan pulang Aisyah melihat Asiyah sedang bercanda dengan Adam, Hati Aisyah merasa terluka melihat pemandangan itu, air matanya seakan-akan memaksa ingin keluar namun, Aisyah berusaha menahannya karena ia tidak ingin menangis di depan Zahra dan Salma.

Sesampai dikontrakan Fatimah, Aisyah langsung masuk ke kamar dan termenung didepan cermin sambil memikirkan wanita yang Adam sukai dan akhirnya air mata Aisyah tumpah setelah beberapa detik ia tahan.

"Aisyah." Panggil Fatimah dengan bunyi pintu yang terbuka, Aisyah pun yang kenal suara Fatimah langsung menghapus air mata dipipinya dan kembali duduk.

Fatimah meraih dagu Aisyah, menatap mata Aisyah yang sembab. "Kamu habis menangis Aisyah? Ada apa denganmu?" Tanya Fatimah khawatir, sambil duduk disamping Aisyah. 

Aisyah menatap sahabatnya itu, lalu tersenyum. "Aku gak nangis kok, tadi terkena debu dijalan, Aku tidak kenapa-apa. Owh iya kapan kita mulai belajarnya?" Jawab Aisyah mengalihkan topik pembicaraan.

Fatimah sangat tau bagaimana sahabatnya ini, "Mulutmu boleh berkata bohong tapi, matamu tidak bisa Syah." Ucap Fatimah. Aisyah menunduk sedalam-dalamnya mencoba untuk menguatkan hatinya agar tidak rapuh didepan sahabatnya.

"Assalamualaikum." Ucap Asiyah kemudian, sambil meletakkan tasnya dilantai. Aisyah maupun Fatimah langsung menoleh kearah pintu. Ternyata Asiyah.

"Wa'alaikumsalam."Jawab Aisyah dan Fatimah.

Asiyah menghampiri kedua sahabatnya itu, awalnya ia kaget melihat ada Aisyah dikontrakannya, "Kamu kenapa Aisyah?" Tanya Asiyah sambil duduk didekat Aisyah, ada rasa aneh dihatinya saat menyapa Aisyah.

"Mmm... Aku mau shalat dulu ya Fatimah." Ucap Aisyah dan berlalu pergi, Aisyah sangat kecewa dengan apa yang dilihatnya tadi. Egonya lebih besar dari keinginannya. 

“Owh yasudah, mukenanya dikamar aku ya Syah,” Teriak Fatimah yang masih terdengar oleh Aisyah.

"Fatimah, ada apa dengannya?" Tanya Asiyah, sebelah alisnya terangkat bingung.

"Aku tidak tau pasti Asiyah, tapi sepertinya dia sedang terluka." Jawab Fatimah sambil menggelengkan kepalanya, berlalu mengambil mukena dan bergegas turun untuk menunaikan ibadah shalat dhuhur. 

#### 

1 Bulan kemudian, Asiyah menyadari akan sikap Aisyah yang selalu menghindar, dulu Aisyah tempatnya bertukar cerita, dulu bahu Aisyah tempatnya bersandar, dulu Aisyah yang selalu menasehatinya. Dia baru menyadari bahwa hubungannya dengan Aisyah semakin jauh, bahkan pulang sekolah pun tidak pernah bareng dengan Aisyah.

“Kamu harus belajar yang rajin, jangan memikirkan cowok yang masih haram, ingat! Allah itu maha cemburu.” Nasehat itulah terakhir yang dia dengar saat dia bercerita tentang kecemburuannya pada Adam yang dekat dengan Fitri. 

Asiyah pun pernah mencari Aisyah dirumahnya namun, hanya ada Adiba, Bundanya Aisyah, kata Bundanya, Aisyah selalu sibuk akhir-akhir ini, bahkan Adiba pernah memarahinya karena tidak mengajar di TPA tapi Aisyah selalu menjawab Aisyah harus fokus sama ujian kelulusan Aisyah, dan Aisyah pun harus bagi waktu untuk menghafal. Asiyah tau jika Aisyah adalah anak yang rajin dan gigih dalam hal yang ingin dia capai. Pernah sekali Asiyah mengirim pesan pada Aisyah namun hanya dibaca.

Asiyah membuka buku diary Aisyah dan menemukan sebuah surat yang isinya berhasil membuatnya menangis. 

Dirimu sangatlah sempurna dimata semua orang, sehingga banyak orang yang ingin memilikimu, tapi sikapmu tak menunjukan kalau kau suka dengan semuanya, semua ingin tau siapa dihatimu? Kau merahasiakan hatimu pada semua orang, kau simpan rahasia dalam hatimu, kau biarkan ruang kosong dihatimu, yang semua orang tidak tau siapa yang akan mengisi ruangan itu? Entahlah kenapa aku bisa jatuh cinta padamu Adam Rohikal. Laki-laki yang haram untuk dipikirkan dan dipandang, mungkin aku cinta karena ketaatanmu pada-Nya dan aku menyayangimu atas izin-Nya. Sungguh ini bukan atas nafsuku. Maafkan aku yang sudah lancang menaruh hati padamu.

Hiks... hiks

Asiyah menangis tersedu-sedu, betapa bodohnya dirinya selama ini, kenapa dirinya tidak pernah tau akan perasaan sahabatnya? Asiyah pun langsung menaruh buku itu dan berlari mencari seseorang. Dadanya terasa sesak menahan sakit. 

“Fatimah kenapa kamu gak bilang, jika Aisyah mencintai Adam? Kamu jahat banget jadi sahabat, Kenapa kamu gak cerita sama aku, Fatimah?” Asiyah menangis dipelukan Fatimah. Selama ini Aisyah pasti sangat terluka melihat kedekatan Asiyah dan Adam.

Fatimah hanya diam tangannya tidak berhenti mengelus-elus punggung sahabatnya, mencoba menenangkan emosi yang telah membakar Asiyah. “Maafkan aku Asiyah, bukan maksudku untuk menjauhkan hubungan kalian, aku pun sedang mencoba mencari tahu jalan keluarnya dan aku berjanji aku membantumu untuk berbicara dengan Aisyah, kamu yang sabar ya.” Fatimah berharap dia bisa menepati janjinya, bermusuhan itu dilarang oleh agama apalagi sampai lebih dari 3 hari. 

Fatimah, mencoba mendekati Aisyah yang sedang duduk ditaman. "Aisyah, kamu masih marah sama Asiyah?" Tanya Fatimah, mencoba mencaritahu alasan Aisyah menghindar dari semua orang.

Aisyah menatap Fatimah sendu. “Aku masih kecewa dengan Asiyah Fatimah,” Ucapnya lirih. 

"Aku mengerti Aisyah tapi, apakah kamu mau persahabatan kita hancur gara-gara laki-laki." Tanya Fatimah. “Kamu lupa Aisyah dengan janji kita dulu?”

"Aku tidak ingin itu terjadi Fatimah, tapi aku juga tidak bisa kembali seperti dulu. Beri waktu untukku menenangkan hati ini, kau tau bagaimana sakitnya dikhianati? Kau tau betapa sulitnya untuk ikhlas?” Aisyah tidak bisa menahan air matanya, apa yang ia lakukan selama ini adalah kemauan hatinya. Keegoisan cinta telah menghancurkan persahabatannya.

Fatimah tau apa yang Aisyah rasakan, "Aku tau itu Syah, tapi apakah kamu akan terus seperti ini, disaat waktumu hampir habis. Ingat Aisyah jangan pernah lupakan sahabatmu dimana pun kamu berada dan jika kamu rindu kepadaku kembalilah ke Indonesia, disini aku akan menunggumu." Fatimah pun memeluk Aisyah dengan erat, merasakan kehangatan dan kasih sayang yang tulus dari seorang sahabat.

####

"Aisyah maafkan aku, maafkan aku Aisyah." Asiyah langsung menjatuhkan tubuhnya dipelukan Aisyah. Tentunya Asiyah terkejut melihat kehadiran Aisyah.  

Kini air mata Aisyah mengalir tanpa henti, pelukan Asiyah membuat Aisyah merasa bersalah telah menjahui Asiyah, “Maafkan aku yang sudah menjauhimu.” Cinta telah membutakannya dan merubah sikapnya dan tentunya itu telah menghancurkan persahabatan mereka.

"Asiyah, sudahlah yang lalu biarlah berlalu, kini aku sudah melupakan Adam lagi pula aku sudah mengikhlaskan dia untuk orang lain, dia mencintaimu Asiyah," Ucap Aisyah sambil menatap Asiyah, kini jatuhlah air mata kerinduan dan pengorbanan.

"Tidak Aisyah! Aisyah, aku tau cintamu tulus untuknya." Kini Asiyah yakin dengan janjinya untuk melepaskan Adam untuk Aisyah sahabatnya, walaupun tidak mudah untuk melupakan orang yang telah hadir dalam hidupnya.

"Tidak perlu Asiyah! Sebentar lagi aku akan berangkat ke Turky, dan disana aku akan memulai kehidupanku yang baru, aku akan melupakannya, Asiyah.” Biarkan Allah yang menentukan siapa jodoh Aisyah nanti yang pasti itulah yang terbaik buat sahabatnya. 

"Aisyah, mungkin kita tidak bisa kembali seperti dulu, tapi aku bahagia pernah bersamamu dan aku berharap kamu tidak akan melupakan aku, Aisyah. Dan aku tidak bisa memaksakan keinginanmu, Turky adalah kota impianmu sejak dulu, dan kini telah tiba waktu kamu untuk mengunjungi kota impianmu. Percayalah aku akan menunggumu disini." Kini pelukan hangat seorang sahabat kembali Aisyah rasakan.

"Asiyah, kamu adalah sahabatku dan selamanya akan begitu. Aku tidak akan melupakanmu. Doa’kan aku selalu ya." Ucap Aisyah sembari tersenyum manis.

Serang Banten, 29 Mei 2020

 

Cintaku Terbagi Dua

 

“Ayah, kenapa Ayah harus kerja?”

  Seorang anak kecil berumur 7 tahun bertanya kepada Ayahnya yang baru pulang bekerja, pertanyaan polos yang keluar dari mulut Keyla membuat sang Ayah, Heri gemas kepada anaknya itu. Maka dipeluklah sang anak tersayangnya.

“Ayah bekerja untuk kamu, jika Ayah tidak kerja terus bagaimana Ayah bisa membelikan kamu mainan?” 

“Owh iya, tapi Keyla ingin bermain dengan Ayah,”

  Ratna, Ibunya Keyla sedih saat mendengar perkataan anaknya, bagaimana jika dia sudah dewasa nanti, dan tau yang sebenarnya.

“Sayang, Ayah kamu sibuk dengan pekerjaannya,” sahut Ratna sambil menatap suaminya, “Nanti, jika ada hari libur kamu bisa bermain dengan Ayah, sekarang kamu tidur ya, sudah larut malam, besok kamu harus pergi sekolah.” Ratna menuntun Keyla pergi ke kamar, ada kesedihan yang dia sembunyikan dari anaknya.

“Ayah pergi kerja dulu ya, kamu tidur sama Ibu,” ucap Heri sambil mengecup jidat sang anak dan istrinya.

“Hati-hati ya, Yah.” Keyla melambaikan tangannya kepada sang Ayah sambil tersenyum. 

  Ratna sadar jika semuanya telah berubah, kasih sayang suaminya telah terbagi untuk orang lain, perlakuannya selama ini hanya demi Keyla. Biarkan semua seperti ini sampai Keyla dapat menerima semuanya. 

“Kamu benarkan Yang, bakal menikahiku nanti?” tanya Tiara, selikuhan Heri. Yang sudah menghancurkan rumah tangga Ratna selama ini.

“Iya sayang, kamu sabar ya,” jawab Heri masih sama dengan jawaban sebelumnya, membuat Tiara bosan mendengarnya.

“Sayang, sampai kapan kamu seperti ini? Kamu gak bohongkan sama aku, kalau kamu bakal menceraikan istri kamu itu?” tanya Tiara ragu jika Heri bakal ingkar menepati janjinya

  Heri bingung, apakah bisa dia menceraikan Ratna, dia takut Keyla akan membencinya, dia tidak bisa meninggalkan Keyla yang masih kecil. 

“Sayang, jawab dong!” teriak Tiara, membuat Heri tersadar dari lamunannya.

“Iya, kamu sabar ya, aku tidak bisa meninggalkan anakku yang masih kecil,” 

“Aku tidak bisa seperti ini terus, pokoknya saya kasih waktu 2 hari untuk kamu menceraikan isrti kamu!” ancam Tiara, dan pergi meninggalkan Heri.

“Tiara tunggu!” Heri teriak mencoba menghentikan Tiara namun, nampaknya dia begitu marah.

  Ratna selalu bermohon kepada sang maha membolak-balikan hati seseorang, mungkin suaminya telah membagi cintanya kepada wanita lain namun, dia yakin suaminya masih menyayanginya dan juga anaknya, dia harus bertahan demi cintanya kembali.

“Ibu, kenapa menangis?” 

  Ratna langsung mengusap air matanya, saat Keyla menegurnya, untuk saat ini Keyla tidak boleh tau yang sebenarnya.

“Ibu tidak menangis kok, tadi terkena debu jadi mata Ibu perih banget,” jawab Ratna, terpaksa dia harus berbohong kepada anaknya.

“Ibu, tidak boleh menyembunyikan sesuatu dari Keyla,” ujar Keyla sambil duduk di samping Ibunya.

“Iya, Ibu tidak akan menyembunyikan sesuatu sama kamu kok, Nak.” 

  Keyla memeluk Ibunya, dia sangat menyayangi kedua orangtuanya, baginya mereka sangat berharga, dan dia tidak ingin kehilangan keduanya.

“Ibu, bilang sama Ayah jika besok aku akan tampil di sekolah, suruh Ayah hadir ya, Bu,” ucap Keyla.

  Melihat wajah anaknya yang senang, Ratna tidak bisa menolak permintaannya, apalagi mengatakan bahwa Heri tidak bisa hadir. 

“Insya Allah, Ibu sama Ayah hadir di sekolah, kamu belajar yang rajin ya disana.” Ratna mengusap lembut rambut Keyla yang tertutup hijab.

“Siap Bu, yaudah Keyla pergi sekolah dulu ya,” pamit Keyla, sambil mencium tangan Ibunya. 

“Hati-hati ya, Nak.” 

  Tak lama kemudian, Heri datang membuat Ratna langsung bangkit dari kursi untuk menyambutnya.

“Mas, kamu sudah makan?” tanya Ratna.

“Belum,” jawab Heri tanpa menatap sang istri.

“Ya sudah kita makan yuk Mas, kebetulan tadi aku masak,” 

  Ratna merasa senang saat Heri mau menerima ajakannya untuk makan bersama, sepertinya sudah lama sekali dia tidak pernah makan dengan suaminya ini. 

“Mas, tadi Keyla bilang, jika besok dia akan tampil di sekolah, dan dia minta kita untuk datang.” 

“Yaudah," jawab Heri singkat.

  Ratna mengangguk sambil tersenyum, ternyata suaminya sudah mulai berubah semenjak hadirnya Keyla.

"Maaf ya Tiara, aku harus ke sekolah Keyla hari ini," 

  Ratna tak sengaja mendengar obrolan suaminya dengan selingkuhannya selama ini sedang berbicara di telefon.

"Tiara aku mohon ngertiin saya kali ini saja!" 

" …….. "

"Sepertinya saya tidak bisa menceraikan Ratna." 

" .......... "

"Ya sudah terserah kamu!"

  Terdengar suara Heri yang seperti membentak, Ratna jadi takut terjadi apa-apa. Namun dia berharap cintanya akan kembali.

"Ratna!" 

  Ratna terkejut, saat Heri menyentuh bahunya, apakah suaminya akan marah kepadanya?

"Eh iya Mas," jawabnya gugup.

"Ayo berangkat, nanti kita telat, kasihan Keyla sudah nunggu kita dari tadi," ujar Heri, membuat Ratna bernafas lega.

  Heri pun melangkah keluar untuk menghidupkan mesin mobil, sedangkan Ratna mengunci pintu rumahnya sebelum pergi.

  Ketika dimobil keduanya tak saling berbicara, ada rasa asing saat keduanya saling bertatapan, canggung yang kini mereka rasakan.

"Mas, maaf tadi aku tak sengaja dengar kamu berbicara dengan Tiara ditelefon tadi, apa ada masalah Mas?" 

   Akhirnya Ratna memberanikan diri untuk memulai pembicaraan dan memecahkan keheningan diantara keduanya.

  Heri cukup lama tak menjawab pertanyaan Ratna, membuat Ratna merasa bahwa dia salah bertanya seperti itu kepada suaminya. Heri pun mendadak menghentikan mobilnya dipinggir jalan.

"Ratna, maafkan aku, aku sudah menduakan cinta kamu selama ini," ucap Heri sambil menarik tangan Ratna dan menciumnya. 

  Ratna merasa sedikit terkejut, bibirnya berucap syukur, sungguh hatinya saat senang mendengar kata maaf yang keluar dari mulut suaminya.

"Apakah kamu masih mencintaiku, Mas?" ujar Ratna sambil menangis haru.

"Maafkan aku Rat, aku salah, aku mohon maafkan aku!" 

  Heri meneteskan air mata, Ratna menyuruh Heri untuk bangun, namun Heri masih menggenggam tangan Ratna. 

"Aku sudah memaafkan kamu, Mas" 

  Heri pun bangkit dan memeluk isrtinya, Ratna bersyukur bahwa Tuhan telah mengembalikan cintanya yang hampir lenyap.

"Makasih banyak Rat, aku janji tidak akan menduakan kamu, aku harap kita bisa mulai semuanya dari awal lagi ya?" 

  Heri sadar bahwa cinta sejatinya adalah Ratna, dia sudah dibutakan oleh pesona Tiara, kini Tuhan telah membuka hatinya dan mengizinkannya untuk memperbaiki kesahalannya kepada keluarganya yang hampir hancur. 

"Iya Mas,"

  Cukup sulit unuk memberi kepercayaan kepada seseorang yang sudah pernah menghiati cintanya, namun ini bukan kisah anak remaja SMA, Ratna dan Heri sudah membangun rumahtangga 10 tahun, dan selama itu Heri menduakan Ratna bahkan Ratna sudah mengenal selingkuhan suaminya dan mencoba bertahan agar rumahtangganya tidak hancur, tapi saat Keyla lahir Heri mulai berubah, sehingga Ratna yakin cintanya akan kembali.

"Ayah, Ibu." 

Keyla berlari menghampiri kedua orangtuanya.

"Selamat ya sayang," ucap Ratna.

"Kamu emang anak Ayah yang hebat, Ayah bangga sama kamu, Nak," ujar Heri membuat Keyla tersenyum senang.

  Satu hal yang baru Heri sadari, bahwa kini dia sudah mempunyai anak yang sudah dewasa. 

"Makasih Ayah." Keyla memeluk Ayahnya dengan kebahagian.

"Ayah sayang sama kamu, Nak," ucap Heri membuat Ratna tersenyum senang.

  Keyla pun memeluk kedua orangtuanya dengan penuh kebahagian.

"Ayah, jangan tinggalin aku sama Ibu ya!" 

  Ratna kaget saat mendengar Keyla berkata itu kepada Ayahnya. Apakah Keyla tau sesuatu? Sejak kapan dia mengetahuinya?

"Iya sayang, Ayah tidak akan meninggalkan kamu dan Ibu kamu kok," jawab Heri sambil menatap Ratna.

  Keyla tersenyum kepada supir pribadinya yang ada disana juga, kemudian meraih tangan Ibunya dan mengenggamnya dengan erat, dia merasa senang saat semuanya telah membaik, ternyata benar ya? Jika seorang anak itu penghubung kedua orangtuanya, saat Pak Rudi mengatakan tentang masalah yang dialami Ibunya, Keyla berharap dengan hadirnya kedua orangtuanya akan kembali bersatu. 

 

Bekasi, 21 Juli 2020

 

Forgive Me!

"Aku benci dengan dia yang sudah menghianatiku," gerutu Keyla, sambil menatap Anna sengit.

"Sabar Key, nanti juga dia menyesal sendiri." Ara menepuk-nepuk bahu Keyla.

Keyla menarik nafasnya pelan, butuh waktu untuk mengikhlaskan perbuatan Anna. 

"Ya sudah, gue mau ke kelas dulu, panas hati gue lihat mereka." Keyla pun beranjak pergi. 

"Keyla!" teriak Ara, mencoba menghentikan Keyla.

"Ya ampun, gue lupa ini bakso belum dibayar," gumam Ara, sambil menepuk jidatnya. Dia baru sadar dia sudah mentraktir Keyla.

Ara pun menarik nafas sebelum melangkah ke penjaga kantin.

Melihat kemesraan Anna dan Fadhil membuatnya muak mempunyai sahabat sepertinya. Yang suka menikung dan berkhianat. Dia pun dengan sengaja mendorong bangku dengan kasar, agar didengar sama Anna.

"Dit, lo gak cemburu lihat Anna sama Fadhil?" tanya Ara, kepada Adit yang dia tahu sangat sayang dengan Anna.

"Gue mah sadar diri Ra, gue gak pantas buat dia," ucap Adit lirih.

"Jangan bicara begitu Dit, mungkin Anna gak sadar kalau lo suka sama dia." Ara menepuk bahu Adit, dia merasa kasihan dengannya. 

 

Anna pun masuk dengan raut wajah yang terlihat bahagia. Keyla menoleh dan memalingkan wajahnya. 

"Kenapa sih lo Ra? gak suka bilang?" sentak Anna membuat Ara emosi.

"Iya gue gak suka sama lo, sekarang lo itu berubah, bukan seperti sahabat yang gue kenal dulu." Ara emosi, baginya perkataan ini harus Anna dengar agar dia sadar akan kelakuannya itu.

"Berubah gimana? lo sama Keyla yang tiba-tiba menjauh dari gue," sahut Anna tak mau kalah.

Keyla menoleh, baru dia mau bicara Adit menahannya.

"Kenapa sih lo, Na?" tanya Adit heran dengan sikap Anna.

"Gak usah ikut campur! ini urusan gue sama sahabat gue."

 Keyla tak tahan dengan sikap Anna. 

"Hey, dengar baik-baik! gue gak pernah menjauh dari lo, tapi lo yang menjauh dari kita, dasar penghianat lo!" ucap Ara sengit. 

"Ara … " teriak Anna, namun Keyla menyela omongannya.

"Cukup hentikan!" Keyla memukul meja dengan sangat keras, membuat semua teman kelasnya menatapnya heran.

"Gue gak nyangka sama lo Na, lo tau kalau gue suka sama Fadhil, gue sabar lo ambil dia dari gue, tapi jika lo merasa kehilangan sahabat lo jangan salahkan kita, karena gara-gara sikap lo yang sombong dan gak pernah ada waktu buat kita," kata Keyla penuh emosi, matanya berlinang. 

Ara menghampiri Keyla dan menggenggam tangannya.

 

"Sudah Key, mending kita pergi aja yuk!" Ara membawa Keyla keluar kelas.

Anna terduduk, air matanya mengalir, dia kesal dengan dirinya sendiri. Adit merasa kasihan dengan Anna tapi dia harus menyadari kesalahannya.

 

Untung saja Guru tidak masuk jam pelajaran ke empat membuat Keyla dan Ara tidak di hukum karena telat masuk kelas. Pelajaran berikutnya berlangsung, Anna dan Ara saling diam, tak ada obrolan atau canda yang mereka lakukan, Anna dan Ara duduk berdua sedangkan Keyla dan Amel duduk disampingnya. Adit duduk dibelakang Keyla.

Anna bingung pada dirinya, dia begitu jahat udah merebut Fadhil dari Keyla, padahalkan Fadhil memang sayang dengan Keyla, tapi dengan teganya dia menjauhkan Fadhil dengan Keyla. Ketika pulang sekolah Fadhil berjanji untuk mengantarkan Anna pulang.

"Fadhil, gue minta maaf ya sama lo, gue udah bohong sama lo kalau Keyla suka gak suka sama lo dan Keyla pacaran sama Adit, maafin gue!" 

"Anna!" ucap Keyla lirih, dia tak menyangka ternyata hal itu yang membuat Fadhil menjauh darinya. "Lo jahat banget, Na," lanjutnya.

Anna menghampiri Keyla dan menarik tangan Keyla yang ingin pergi, "Gue minta maaf sama lo, Key," katanya, sambil memohon, Anna terlihat menyesal sudah menghianati sahabatnya.

"Lo emang benar-benar penghianat, Na! gue gak nyangka lo bakal ngelakuin ini demi mendekati Fadhil," sahut Ara, nampaknya seperti orang kecewa.

"Keyla, Fadhil sayang sama lo, disaat gue mencoba merebut dia dari lo, dia sering nanyain lo, gue minta maaf Key, gue mau jadi sahabat lo dan Ara lagi," Anna menangis tak kuasa. 

Keyla membawa Anna dalam pelukannya, dia juga gak mau egois. Air matanya tumpah di baju Anna.

"Gue udah maafin lo kok, Na," kata Keyla.

Anna menarik Ara dalam pelukannya juga, dia menyesal udah jahat dengan kedua sahabatnya ini. Anna melepaskan pelukannya. Fadhil tak menyangka bahwa Keyla pun menyukainya. 

"Keyla, saya minta maaf ya, udah salah faham sama kamu," ucap Fadhil membuat Keyla tersenyum.

"Saya udah maafin kamu kok," jawabnya.

"Saya antar kamu pulang ya." Fadhil tersenyum kepada Keyla. 

Keyla menoleh kepada Anna dan Ara. Kedua sahabatnya tersenyum dan mendorong Keyla untuk naik ke motor Fadhil.

"Apaan sih kalian?" gerutu Keyla.

"Anna gue minta maaf ya, gak bisa balas perasaan lo." Fadhil tau jika Anna melakukan ini karena Anna mencintainya.

"Gue yang seharusnya minta maaf, karena gue yang terlalu berharap sama lo dan udah bohongi lo," sahut Anna, sambil tersenyum kepada Fadhil.

"Ingat! cinta itu memberi bukan meminta, sayang itu tak  harus memiliki." Ara menggenggam tangan Anna dan tersenyum.

nidaamiratunnisa

  Asuransi Perjalanan Editing by canva      Asuransi bisa melindungi kita dalam perjalanan jauh misalnya pergi liburan ke negara Jepang, ada...