Minggu, 22 Maret 2020

TERSIRAT

Kamu seperti angin
Yang berhembus begitu saja
Meninggalkan rasa yang aneh
Hening, sepi kembali ku rasa

Aku bingung dengan sikapmu
Sikap yang baru ku rasakan
Dirimu menjauh tiba-tiba
Tak ada tegur ataupun sapa

Aku rindu dengan sikapmu
Kau berubah seiring berjalannya waktu
Tak ada senyum ataupun tawa
Tak pernah ku dengar suara itu

Ada apa dengan dirimu?
Berubah begitu saja
Menjauh tanpa alasan
Menghilang tanpa kepastian

Jangan pernah berpikir untuk berubah
Karena aku akan selalu menerimamu
Aku tak bisa mengerti ini semua
Mulutmu selalu bungkam, tidak seperti dulu.

Ada arti dari diammu
Yang aku sendiri tidak tau
Ada arti dari semua sikapmu
Yang terlihat maupun tersirat


Ikhlas dan Pengorbanan

Aisyah adalah gadis kecil yang imut, dia mempunyai banyak teman disekolahannya, sikapnya yang baik hati, perhatian dan peduli membuatnya disukai banyak orang. Aisyah pun sangat suka dengan menulis, dia sering menulis cerpen ataupun puisi. Aisyah adalah salah satu anggota mading disekolahanya, kali ini dia mendapatkan banyak tugas, Aisyah adalah gadis yang menyukai Adam, namun dia harus melepaskan laki-laki itu demi sahabatnya.
Ketika pelajaran berlangsung, kini adalah pelajaran biologi, guru itu sibuk menjelaskan, namun Aisyah malah asik dengan pikirannya sendiri, untuk menghilangkan rasa bosan Aisyah pun langsung membuka buku diarynya yang selama ini selalu menemani perjalanan hidupnya dan sudah menjadi kebiasaan Aisyah yang selalu menceritakan kejadian dan perasaannya pada kertas putih yang ia miliki itu.
Diary Hati...
Tuhan, aku mencintainya namun aku pun tau jika sahabatku sendiri lebih mencintainya. Jangan biarkan hati ini telah tebakar oleh api kecemburuan, ketika diri ini belum mampu memantaskan, mendoakan adalah cara terbaik untuk berjuang tanpa harus kehilangan. Aku ikhlas jika melepaskannya untuk sahabatku.”
Tanpa Aisyah sadari Fatimah telah membaca curahan hatinya, dan Fatimah sangat mengerti dengan perasaan Aisyah selama ini. “Jodoh itu tidak kemana Aisyah,” Ucap Fatimah membuat Aisyah kaget dan langsung menutup bukunya. “Tidak perlu kau cerita pun, aku tau bahwa kamu suka dengan Adam, Aisyah.” Lanjutnya, membuat Aisyah terkejut dengan apa yang Fatimah katakan, dan kini rahasianya telah diketahui sahabatnya.
“Aku mohon jangan beritahu ini pada siapa pun Fatimah.” Pinta Aisyah pada Fatimah sambil memohon, sungguh ia tidak ingin perasaannya diketahui oleh siapapun, apalagi Adam.
  “Iya aku gak bakal kasih tau, yang sabar ya Aisyah, jodoh mah gak bakal kemana kok.” Ucapnya sambil tersenyum, Aisyah sangat percaya pada Fatimah.
Setelah pelajaran selesai sebenarnya Aisyah ingin pulang bersama Asiyah tapi, sepertinya gadis itu sedang mencari Adam entah ada urusan apa dia sama Adam tapi, Aisyah berusaha buat berpikir positif yang akhirnya Aisyah pulang bersama Zahra dan Salma.
Di perjalanan Aisyah melihat jika Asiyah sedang bercanda dengan Adam, Hati Aisyah merasa terluka melihat pemandangan itu, air matanya seakan-akan memaksa ingin keluar namun, Aisyah berusaha menahannya karena ia tidak ingin menangis didepan Zahra dan Salma.
Sesampai dikontrakan Fatimah, Aisyah langsung masuk ke kamar dan termenung didepan cermin sambil memikirkan wanita yang Adam sukai dan akhirnya air mata Aisyah tumpah setelah beberapa detik ia tahan.
"Aisyah." Panggil Fatimah dengan bunyi pintu yang terbuka, Aisyah pun yang kenal suara Fatimah langsung menghapus air mata dipipinya dan kembali duduk.
Fatimah meraih dagu Aisyah, menatap mata Aisyah yang sembab. "Kamu habis menangis Aisyah? Ada apa denganmu?" Tanya Fatimah khawatir, sambil duduk disamping Aisyah. 
Aisyah menatap sahabatnya itu, lalu tersenyum. "Aku gak nangis kok, tadi terkena debu dijalan, Aku tidak kenapa-apa. Owh iya kapan kita mulai belajarnya?" Jawab Aisyah mengalihkan topik pembicaraan.
Fatimah sangat tau bagaimana sahabatnya ini, "Mulutmu boleh berkata bohong tapi, matamu tidak bisa Syah." Ucap Fatimah. Aisyah menunduk sedalam-dalamnya mencoba untuk menguatkan hatinya agar tidak rapuh didepan sahabatnya.
"Assalamualaikum." Ucap Asiyah kemudian, sambil meletakkan tasnya dilantai. Aisyah maupun Fatimah langsung menoleh kearah pintu. Ternyata Asiyah.
"Wa'alaikumsalam."Jawab Aisyah dan Fatimah bersamaan.
Asiyah menghampiri kedua sahabatnya itu, awalnya ia kaget melihat ada Aisyah dikontrakannya, "Kamu kenapa Aisyah?" Tanya Asiyah sambil duduk didekat Aisyah, ada rasa aneh dihatinya saat menyapa Aisyah.
"Mmm... Aku mau shalat dulu ya Fatimah." Ucap Aisyah dan berlalu pergi, Aisyah sangat kecewa dengan apa yang dilihatnya tadi. Egonya lebih besar dari keinginannya.
“Owh yasudah, mukenanya dikamar aku ya Syah,” Teriak Fatimah yang masih terdengar oleh Aisyah.
"Fatimah, ada apa dengannya?" Tanya Asiyah, sebelah alisnya terangkat bingung.
"Aku tidak tau pasti Asiyah, tapi sepertinya dia sedang terluka." Jawab Fatimah sambil menggelengkan kepalanya, berlalu mengambil mukena dan bergegas turun untuk menunaikan ibadah shalat dhuhur. 
####
1 Bulan kemudian, Asiyah menyadari akan sikap Aisyah yang selalu menghindar, dulu Aisyah tempatnya bertukar cerita, dulu bahu Aisyah tempatnya bersandar, dulu Aisyah yang selalu menasehatinya. Dia baru menyadari bahwa hubungannya dengan Aisyah semakin jauh, bahkan pulang sekolah pun tidak pernah bareng dengan Aisyah.
“Kamu harus belajar yang rajin, jangan memikirkan cowok yang masih haram, ingat! Allah itu maha cemburu.” Nasehat itulah terakhir yang dia dengar saat dia bercerita tentang kecemburuannya pada Adam yang dekat dengan Fitri.
Asiyah pun pernah mencari Aisyah dirumahnya namun, hanya ada Adiba, Bundanya Aisyah, kata Bundanya, Aisyah selalu sibuk akhir-akhir ini, bahkan Adiba pernah memarahinya karena tidak mengajar di TPA tapi Aisyah selalu menjawab Aisyah harus fokus sama ujian kelulusan Aisyah, dan Aisyah pun harus bagi waktu untuk menghafal. Asiyah tau jika Aisyah adalah anak yang rajin dan gigih dalam hal yang ingin dia capai. Pernah sekali Asiyah mengirim pesan pada Aisyah namun hanya dibaca.
Asiyah pernah membuka buku diary Aisyah dan menemukan sebuah surat yang isinya berhasil membuatnya menangis.
Dirimu sangatlah sempurna dimata semua orang, sehingga banyak orang yang ingin memilikimu, tapi sikapmu tak menunjukan kalau kau suka dengan semuanya, semua ingin tau siapa dihatimu? Kau merahasiakan hatimu pada semua orang, kau simpan rahasia dalam hatimu, kau biarkan ruang kosong dihatimu, yang semua orang tidak tau siapa yang akan mengisi ruangan itu? Entahlah kenapa aku bisa jatuh cinta padamu Adam Rohikal. Laki-laki yang haram untuk dipikirkan dan dipandang, mungkin aku cinta karena ketaatanmu pada-Nya dan aku menyayangimu atas izin-Nya. Sungguh ini bukan atas nafsuku. Maafkan aku yang sudah lancang menaruh hati padamu.
Hiks... hiks
Asiyah menangis tersedu-sedu, betapa bodohnya dirinya selama ini, kenapa dirinya tidak pernah tau akan perasaan sahabatnya? Asiyah pun langsung menaruh buku itu dan berlari mencari seseorang. Dadanya terasa sesak menahan sakit.
“Fatimah kenapa kamu gak bilang, jika Aisyah mencintai Adam? Kamu jahat banget jadi sahabat, gara-gara ini semua, Aisyah menjauhiku. Kenapa kamu gak cerita sama aku, Fatimah?” Asiyah menangis dipelukan Fatimah. Selama ini Aisyah pasti sangat terluka melihat kedekatan Asiyah dan Adam. Sungguh Asiyah sangat merasa bersalah, setahunya Aisyah tidak mencintai Adam, semua yang didengarnya hanya gosip dan ternyata gosip itu benar dan Asiyah tidak pernah mengetahui perasaan Aisyah yang sebenarnya.
Fatimah hanya diam tangannya tidak berhenti mengelus-elus punggung sahabatnya, mencoba menenangkan emosi yang telah membakar Asiyah. “Maafkan aku Asiyah, bukan maksudku untuk menjauhkan hubungan kalian, aku pun sedang mencoba mencari tahu jalan keluarnya dan aku berjanji aku membantumu untuk berbicara dengan Aisyah, kamu yang sabar ya.” Fatimah berharap dia bisa menepati janjinya, bermusuhan itu dilarang oleh agama apalagi sampai lebih dari 3 hari.
Fatimah, mencoba mendekati Aisyah yang sedang duduk ditaman. "Aisyah, kamu masih marah sama Asiyah?" Tanya Fatimah, mencoba mencaritahu alasan Aisyah menghindar dari semua orang.
Aisyah menatap Fatimah sendu. “Aku masih kecewa dengan Asiyah Fatimah,” Ucapnya lirih.
"Aku mengerti Aisyah tapi, apakah kamu mau persahabatan kita hancur hanya karena laki-laki." Tanya Fatimah. “Kamu lupa Aisyah dengan janji kita dulu?”
"Aku tidak ingin itu terjadi Fatimah, tapi aku juga tidak bisa kembali seperti dulu. Beri waktu untuk ku menenangkan hati ini, kau tau bagaimana sakitnya dikhianati? Kau tau betapa sulitnya untuk ikhlas?” Aisyah tidak bisa menahan air matanya, apa yang ia lakukan selama ini adalah kemauan hatinya. Keegoisan cinta telah menghancurkan persahabatannya.
Fatimah tau apa yang Aisyah rasakan, "Aku tau itu Syah, tapi apakah kamu akan terus seperti ini, disaat waktumu hampir habis. Ingat Aisyah jangan pernah lupakan sahabatmu dimana pun kamu berada dan jika kamu rindu kepadaku kembalilah ke Indonesia, disini aku akan menunggumu." Fatimah pun memeluk Aisyah dengan erat, merasakan kehangatan dan kasih sayang yang tulus dari seorang sahabat.
####
"Aisyah maafkan aku, maafkan aku Aisyah." Asiyah langsung menjatuhkan tubuhnya dipelukan Aisyah. Tentunya Asiyah terkejut melihat kehadiran Aisyah.  
Kini air mata Aisyah mengalir tanpa henti, pelukan Asiyah membuat Aisyah merasa bersalah telah menjahui Asiyah, “Maafkan aku yang sudah menjauhimu.” Cinta telah membutakannya dan merubah sikapnya dan tentunya itu telah menghancurkan persahabatan mereka.
"Asiyah, sudahlah yang lalu biarlah berlalu, kini aku sudah melupakan Adam lagi pula aku sudah mengikhlaskan dia untuk orang lain, dia mencintaimu Asiyah," Ucap Aisyah sambil menatap Asiyah, kini jatuhlah air mata kerinduan dan pengorbanan.
"Tidak Aisyah! Aku tidak akan memilikinya percayalah aku sahabatmu, aku akan menjahui Adam. Aisyah, aku tau cintamu tulus untuknya." Kini Asiyah yakin dengan janjinya untuk melepaskan Adam untuk Aisyah sahabatnya, walaupun tidak mudah untuk melupakan orang yang telah hadir dalam hidupnya.
"Tidak perlu Asiyah! Sebentar lagi aku akan berangkat ke Turky, dan disana aku akan memulai kehidupanku yang baru, aku akan melupakannya, Asiyah.” Biarkan Allah yang menentukan siapa jodoh Aisyah nanti yang pasti itulah yang terbaik buat sahabatnya.
"Aisyah, mungkin kita tidak bisa kembali seperti dulu, tapi aku bahagia pernah bersamamu dan aku berharap kamu tidak akan melupakan aku, Aisyah. Dan aku tidak bisa memaksakan keinginanmu, Turky adalah kota impianmu sejak dulu, dan kini telah tiba waktu kamu untuk mengunjungi kota impianmu. Percayalah aku akan menunggumu disini." Kini pelukan hangat seorang sahabat kembali Aisyah rasakan.
"Asiyah, kamu adalah sahabatku dan selamanya akan begitu. Aku tidak akan melupakanmu. Doakan aku selalu ya." Ucap Aisyah sembari tersenyum manis.

Jumat, 20 Maret 2020

Kenangan

Aku pergi bersama waktu
Meninggalkan kamu dan kenangan
Aku terhempas disuatu keadaan
Yang mana membuatku melupakanmu...

Maafkan aku yang telah pergi
Keadaan yang memaksaku untuk pergi
Aku pergi membawa kenangan
Yang sulit untuk ku lupakan

Kala terdiam ku ingat akan tawamu
Kala sendiri ku ingat akan perkataanmu
Kala ku sedih aku  ingat akan dirimu
Semua itu membekas dalam ingatanku...

Aku hilang ditelan masa
Aku bingung dilanda kerinduan
Aku lenyap terbawa jarak
Dan aku hanya bisa diam...

Rindu menghampiriku dalam diam
Aku terjebak dalam bayanganmu
Bayanganmu yang sulit untuk dilenyapkan
Berserta kenangan yang sulit untuk ku lupakan...

Kejamnya waktu dan jarak
Aku lelah menunggu waktu
Aku menyerah pada rindu yang terus berteriak
Hati ini berteriak meminta untuk menghilangkan jarak..

Dua tahun yang lalu kau masih bersamaku
Melihat senyummu setiap hari
Menemaniku disaat ku sendiri
Tertawa bersama saat melihat ada yang lucu

nidaamiratunnisa

  Asuransi Perjalanan Editing by canva      Asuransi bisa melindungi kita dalam perjalanan jauh misalnya pergi liburan ke negara Jepang, ada...